Senin, 10 September 2012

AS Dukung Indonesia Selesaikan Konflik Myanmar

Jakarta Langkah-langkah progresif yang ditempuh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla dalam penanganan konflik etnis di Myanmar terus menuai dukungan internasional. Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara lain berminat menyalurkan bantuan terhadap rekonstruksi fisik dan rekonsiliasi sosial terhadap korban pertikaian antar etnis di Myanmar.

Demikian terungkap dalam pertemuan singkat antara mantan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Myanmar Derek J Mitchell dan Direktur Misi Bantuan Amerika Serikat untuk Myanmar Desaix Myers di Hotel Thingawa Nay Pyi Taw, Myanmar, seperti dalam siaran pers, Senin (10/9/2012).

Baik Derek J Mitchell maupun Desaix Myers sama-sama menyatakan ingin menjadi bagian dari proses penyelesaian konflik etnis di Myanmar. Mereka berencana menyalurkan bantuan melalui Palang Merah Indonesia yang kebetulan diketuai oleh Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menghargai tawaran dan kepercayaan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain dalam kerangka membangun kesejahteraan dan keadilan. Sejauh ini, sejumlah negara yang tergabung Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam (OKI), serta beberapa negara Eropa menyatakan siap membantu rehabilitasi fisik permukiman para pengungsi.

Kalla juga berjanji berupaya mendorong bantuan-bantuan tersebut kelak memberi efek terhadap aktivitas ekonomi masyarakat. Ia menilai, akar konflik di banyak tempat lebih disebabkan oleh faktor keterbatasan akses ekonomi dan ketidakadilan. "Bahwa kemudian melebar pada unsur etnik, itu hanyalah pemicu semata demi menggalang solidaritas," katanya.

Pertemuan tersebut langsung dilanjutkan dengan forum berbagi pengalaman proses perdamaian dari delegasi Indonesia dan delegasi Filipina di Hotel Royal di kota yang sama. Pertemuan lanjutan di dihadiri Wakil Ketua Kelompok Kerja Upaya Perdamaian Myanmar U Aung Min. Pada prinsipnya pemerintah Myanmar menghargai masukan dari Indonesia dan ingin menyelesaikan konflik yang selama ini melibatkan 11 etnik di negara tersebut, termasuk Rohingya dan Rakhine.

"Pengalaman Indonesia menuntaskan konflik Ambon, Poso, dan Aceh, menjadi insipirasi bagi kami," ujar U Aung Min.


Sumber :  news.detik.com ----> Senin, 10/09/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar