Komet C/2012 S1 atau ISON hasil observasi Remanzacco Observatory pada 22 September 2012
MOSKWA, KOMPAS.com — Astronom menemukan komet baru
yang spektakuler. Komet tersebut akan menjadi kandidat komet paling
terang dalam 50 tahun terakhir. Saat komet mencapai jarak terdekat pada
28 November 2013 nanti, komet akan bersinar terang di siang bolong.
Diberitakan oleh Astronomy pada Selasa (25/9/2012), komet baru tersebut ditemukan oleh astronom Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Mereka menemukannya lewat observasi dengan teleskop pemantul Santel di International Scientific Optical Network (ISON) pada 24 September 2012. Komet sempat teramati sebelumnya di citra observatorium lain, tetapi belum disadari sebagai komet.
Komet selanjutnya diberi nama resmi diberi nama C/2012 S1. Namun, untuk lebih memudahkan, komet diberi nama panggilan sesuai tempat observasi penemuannya sehingga kemudian disebut komet ISON.
Saat penemuan, komet berjarak 1 miliar kilometer dari Bumi. Komet tampak sebagai benda langit redup dengan magnitud 18,8. Menurut astronom Ma'rufin Sudibyo, cahaya komet 83 kali lebih redup dibanding Pluto.
Komet akan terus bergerak mendekati Matahari hingga mencapai titik terdekat atau perihelion. Saat mencapai perihelion pada 28 November 2013 mendatang, komet akan berada pada jarak hanya 1,2 juta kilometer dari Matahari.
"Dan pada saat mencapai perihelionnya, komet ISON (C/2012 S1) diperkirakan bakal hampir menyamai terangnya bulan purnama," ungkap Ma'rufin lewat akun Facebook, Sabtu (30/9/2012) lalu.
Perihelion komet akan dicapai saat siang hari di Indonesia. Namun, sebenarnya komet masih akan terlihat terang sebab diperkirakan memiliki magnitud -10. Obyek langit bisa terlihat terang di siang hari jika memiliki magnitud kurang dari -4.
Sayangnya, jarak komet dan Matahari terlalu dekat sehingga cahaya Matahari akan mengganggu pengamatan. Pengamatan harus dilakukan dengan teleskop atau alat lain yang dapat memblokade terang cahaya Matahari.
Space.com pada Rabu (26/9/2012) memberitakan, komet ISON sudah bisa dilihat pada bulan Oktober 2013, tampak terang di malam hari. Pada tanggal 16 Oktober 2013, komet akan berada di dekat Planet Mars dari sudut pandang manusia di Bumi.
Pada beberapa hari sekitar tangal 28 November 2013, komet akan tampak di sekeliling Matahari. Hingga bulan Desember 2013, komet masih akan tampak menjelang fajar ataupun setelah senja.
"Bagi Indonesia, waktu terbaik untuk menyaksikan komet ini adalah di pagi hari jelang Matahari terbit sebelum komet mencapai perihelionnya pada 28 November 2013. Tepatnya saat komet melintas di samping Planet Merkurius dan bintang Spica pada selang waktu antara 13 hingga 24 November 2013," kata Ma'rufin.
Astronom telah melakukan pengamatan hingga 54 kali pada komet ini. Terungkap bahwa komet memiliki orbit hiperbola. Dengan orbit ini, komet tidak memiliki periode orbital, tak punya titik terjauh dengan Matahari (aphelion), hanya memiliki perihelion.
Istimewanya, dengan orbit yang dimiliki, komet hanya akan mendekati Matahari sekali seumur hidupnya. Jadi, kesempatan melihat komet ISON tahun depan adalah satu-satunya kesempatan melihat "kehidupan" komet ini.
Diberitakan oleh Astronomy pada Selasa (25/9/2012), komet baru tersebut ditemukan oleh astronom Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Mereka menemukannya lewat observasi dengan teleskop pemantul Santel di International Scientific Optical Network (ISON) pada 24 September 2012. Komet sempat teramati sebelumnya di citra observatorium lain, tetapi belum disadari sebagai komet.
Komet selanjutnya diberi nama resmi diberi nama C/2012 S1. Namun, untuk lebih memudahkan, komet diberi nama panggilan sesuai tempat observasi penemuannya sehingga kemudian disebut komet ISON.
Saat penemuan, komet berjarak 1 miliar kilometer dari Bumi. Komet tampak sebagai benda langit redup dengan magnitud 18,8. Menurut astronom Ma'rufin Sudibyo, cahaya komet 83 kali lebih redup dibanding Pluto.
Komet akan terus bergerak mendekati Matahari hingga mencapai titik terdekat atau perihelion. Saat mencapai perihelion pada 28 November 2013 mendatang, komet akan berada pada jarak hanya 1,2 juta kilometer dari Matahari.
"Dan pada saat mencapai perihelionnya, komet ISON (C/2012 S1) diperkirakan bakal hampir menyamai terangnya bulan purnama," ungkap Ma'rufin lewat akun Facebook, Sabtu (30/9/2012) lalu.
Perihelion komet akan dicapai saat siang hari di Indonesia. Namun, sebenarnya komet masih akan terlihat terang sebab diperkirakan memiliki magnitud -10. Obyek langit bisa terlihat terang di siang hari jika memiliki magnitud kurang dari -4.
Sayangnya, jarak komet dan Matahari terlalu dekat sehingga cahaya Matahari akan mengganggu pengamatan. Pengamatan harus dilakukan dengan teleskop atau alat lain yang dapat memblokade terang cahaya Matahari.
Space.com pada Rabu (26/9/2012) memberitakan, komet ISON sudah bisa dilihat pada bulan Oktober 2013, tampak terang di malam hari. Pada tanggal 16 Oktober 2013, komet akan berada di dekat Planet Mars dari sudut pandang manusia di Bumi.
Pada beberapa hari sekitar tangal 28 November 2013, komet akan tampak di sekeliling Matahari. Hingga bulan Desember 2013, komet masih akan tampak menjelang fajar ataupun setelah senja.
"Bagi Indonesia, waktu terbaik untuk menyaksikan komet ini adalah di pagi hari jelang Matahari terbit sebelum komet mencapai perihelionnya pada 28 November 2013. Tepatnya saat komet melintas di samping Planet Merkurius dan bintang Spica pada selang waktu antara 13 hingga 24 November 2013," kata Ma'rufin.
Astronom telah melakukan pengamatan hingga 54 kali pada komet ini. Terungkap bahwa komet memiliki orbit hiperbola. Dengan orbit ini, komet tidak memiliki periode orbital, tak punya titik terjauh dengan Matahari (aphelion), hanya memiliki perihelion.
Istimewanya, dengan orbit yang dimiliki, komet hanya akan mendekati Matahari sekali seumur hidupnya. Jadi, kesempatan melihat komet ISON tahun depan adalah satu-satunya kesempatan melihat "kehidupan" komet ini.
Sumber :
Astronomy, Space
Editor :
yunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar